Senin, 09 Januari 2012

Mobil Pribadi dilarang menggunakan BBM bersubsidi.

(foto: reuters)
Bahan Bakar Minyak atau yang kita singkat dengan BBM merupakan hal yang sangat vital dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebab BBM terutama jenis Premium (bensin) sudah menjadi bagian utama dalam menjalankan aktifitas kita. Senin, 09 Januari 2012, VOA melalui http://www.voanews.com/indonesian/news memberitakan "Warga Nigeria Gelar Aksi Mogok Tolak Pencabutan subsidi BBM". tidak mengherankan bahwa setiap kebijakan yang menyakut BBM menimbulkan reaksi yang cepat dari masyarakatnya. Di Indonesia kebijakan mengenai pencabutan BBM sering dibahas, awal April 2012, berdasarkan Perpres No.55 Tahun 2005, dan revisi Perpres No.9 Tahun 2006 pemerintah akan menerapkan kebijakannya tentang pelarangan mobil pribadi menggunakan bahan bakar minyak yang berjenis premium. Seperti yang diketahui bahwa di Indonesia Premium adalah salah satu BBM yang disubsidi oleh pemerintah. Kebijakan ini langsung menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan masyarakat. Tentu setiap warga memiliki alasan-alasan tertentu yang menolak kebijakan ini. Hal yang menarik bagi saya adalah, di Nigeria yang bereaksi keras adalah warganya, yang masih berada dibawah garis kesejahteraan yang layak, nah, bagaimana dengan yang di Indonesia?. Di Indonesia yang paling bereaksi adalah para pemilik mobil  pribadi. Memang tidak bisa kita bandingkan sepenuhnya dengan yang terjadi di Nigeria. Karena yang akan terjadi Di Indonesia adalah pencabutan subsidi bagi pemilik mobil pribadi. Kebanyakan dari meraka berpendapat bahwa kebijakan ini sangat mempengaruhi keuangan meraka. mereka harus menggunakan alternatif BBM yang lain seperti pertamax yang harganya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan premium yaitu Rp.4500 dan Rp.9000. Memang benar, tapi coba kita lihat dari sisi lain. Reaksi dari sebagian para pemilik mobil pribadi ini menggambarkan bahwa sebagian dari mereka memiliki penghasilan yang pas-pas an. Sehingga perlu  merencanakan kembali keuangan mereka. Tentu saja kebijakan tidak hanya dirasakan oleh para pemilik mobil saja. Masyarakat yang tidak memiliki penghasilan yang tetap seperti masyarakat yang berada dibawah garis kesejahteraan yang layak saja pasti merasakan dampak yang lebih berat dibandingkan dengan para pemilik  mobil pribadi. Belum lagi para pemilik SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) yang juga turut merasakan dampak kebijakan ini.
(foto:syaidah)
Dalam pelaksanaan Kebijakan ini, hal yang sangat penting adalah pengawasan. Tidak ada jaminan kalau kebijakan ini akan berjalan dengan mulus, sebab masih banyak kelemahan kebijakan ini dalam pelaksanaannya. Karena kebijakan ini akan menimbulkan adanya pasar gelap,Yang menjadikan Kebijakan ini menjadi tidak efektif. Efek Kebijakan ini juga sangat dirasakan oleh para produsen mobil, karena mengurangi penjualan produksinya. Para produsen mobil semakin bersaing, karena mereka dituntut untuk memproduksi mobil dengan  teknologi yang tidak tergantung akan premium dalam memperoleh pasar. Teknologi otomotif saat ini sudah semakin maju. sebab saat ini telah dibuat mobil yang berbahan bakar gas ataupun energi panas matahari. Jadi di masa depan masih ada alternatif cara dalam mengatasi ketergantungan akan Bahan Bakar minyak.tidak dapat dibayangkan dimasa depan nanti manusia tidak dapat menemukan alternatif bahan bakar selain minyak.




3 komentar:

  1. semoga mereka yang punya mobil pribadi seharusnya tidak lagi menggunakan bbm bersubsidi.. karna toh mereka kaya, kenapa mesti beli bbm yang bersubsidi yang jelas untuk mereka yang "kantong pas pasan"..

    kunjungi juga ya sob http://ariexfy.blogspot.com/2012/01/robin-lim-bidan-peraih-cnn-hero-of-year.html happy blogging

    BalasHapus